Yayasan Riyadhus Shalihin Indonesia

Ketika Rasa Malu Hilang Terabaikan

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh.

Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, wash-sholaatu wassalaamu ‘ala asyrofil anbiyaa i walmursaliin, wa’alaa alihi washohbihii ajma’iin ammaba’adu.

Sahabat da’wah yang di rahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala..

   Memanglah sangat nyata sekali bahwa musuh umat manusia yaitu syaiton gencar sekali melancarkan syubhat-syubhatnya untuk menjerumuskan manusia ke dalam lembah kemaksiatan dan memasukannya kepada jeruji kesesatan.  Allah ta’ala berfiman :

قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ٣٩  

“iblis berkata: Wahai Rabbku, oleh sebab karena engkau telah menghukumi aku sesat, akan kujadikan mereka (manusia) memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua”
[Qs. Al Hijr : 39]

   Ibnu Katstir Rahimahullah menafsirkan ayat ini  pada kalimah “akan kujadikan mereka (manusia) memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi” dengan kata lain iblis seolah–olah mengatakan ”sesungguhnya aku akan membuat mereka senang dan memandang baik perbuatan-perbuatan maksiat, dan aku akan anjurkan mereka serta menggiring mereka dengan gencar untuk melakukan kemaksiatan” dan kalimat ”dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua” seolah-olah  karena engkau telah menyesatkanku dan menakdirkanku menjadi sesat, maka aku akan berusaha keras untuk menyesatkan mereka (manusia).

   Dari penjelasan Ibnu Katsir Rohimahulloh diatas kita akan mendapati bahwa memang jelas sekali iblis sangat mebangkang sekali kepada Allah Subhanahu Wata’ala, bukannya ia menyadari akan kedurhakaan dan kesombongannya, malah ia semakin ingkar seingkar-ingkarnya kepada Allah ta’ala. Naudzubillah.

   Dari ayat di atas pula kita akan mendapati bahwa, iblis akan gencar sekali membuat makar-makar dengan berbagai persinya, sehingga dengan hal itu akan menyebabkan manusia jatuh pada lembah kedurhakaan kepada Allah ta’ala.

   Apabila kita mau memperhatikan di sekeliling kita, ternyata diantara salah satu bentuk makar ataupun tipu daya iblis la’natullah dan bala tentaranya yang telah sukses, yang mungkin dan sedang di lakukan ialah melucuti setiap rasa malu yang di miliki setiap manusia, baik itu malu yang timbul karena tabiat yang telah Allah tanamkan dan karuniakan pada diri mereka maupun rasa malu yang timbul karena keimanan kepada Allah ta’ala.

   Padahal  kita tahu,   bahwa rasa malu merupakan sifat yang mulia, yang menjadi warisan para nabi ‘alaihimus salam sejak nabi pertama sampai nabi terakhir Muhammad Sholallahu ‘alaihiwa salam. Rasa malu sejak dahulu telah diwarisi oleh orang-orang sholih dari satu genersi ke generasi yang lain. Demikianlah, rasa malu itu diwarisi oleh para pendahulu dan generasi terbaik ummat ini yaitu para sahabat radiallahu ’anhum ajma’in. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abu Mas’ud Al-anshori, Uqbah bin Amr Al-Badri Radiallahu ‘anhu. Ia berkata, bahwa Rasulullah Shaolallahu ‘alaihi wasalam pernah bersabda :

إنّ ممّا أدرك الناس من كلام النّبوّة الأولى : إذا لم تستح فاصنع ما شئت
[رواه البخاريّ]

Sesungguhnya diantara perkara yang didapatkan oleh manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah jika engkau tidak malu,maka lakukanlah apa yang kau suka
(HR. Bukhori)

   Diantara pendapat para ulama yang berkaitan dengann hadits ini. Sabda beliau Shaolallahu ‘alaihi wasalamjika engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang kau suka” mengandung pengertian, yaitu : ungkapan tersebut bukanlah perintah melainkan sebuah ancaman dan peringatan keras. Maksudnya bisa kita pahami, jika engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engkau suka, sesungguhnya Allah yang akan membalas semua perbuatan mu.

   Maka apalah jadinya jika rasa malu itu hilang dalam diri setiap manusia, maka tak ayal lagi, kesyirikan menjadi kebiasaan, bid’ah-bid’ah dalam syariat islam ini akan terus bermunculan, kemaksiatan akan terus merajalela, kejahatan akan merebak dimana-mana, korupsi menjadi budaya, pembunuhan tak terhitung jumlahnya, perzinahan pun tak bisa di upayakan pencegahannya. Apalah jadinya bumi kita ini bila semua itu terjadi.

   Tapi sayangnya ternyata potret-potret kemaksiatan di atas telah terjadi dan melanda negara ini, maka wajar