Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh
Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, wash-sholaatu wassalaamu ‘ala asyrofil anbiyaa i walmursaliin, wa’alaa alihi washohbihii ajma’iin ammaba’adu.
Tidak diragukan lagi bahwa Lailatul-Qodr terjadi di bulan Romadhon, berdasarkan firman Alloh Ta’ala :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatil-Qodr.” (QS. Al-Qodr: 1)
Begitu juga firman Alloh Ta’ala :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
“Bulan Romadhon adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. Al-Baqoroh: 85)
Adapun batasannya, maka Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Para ulama telah berbeda pendapat mengenai Lailatul-Qodr menjadi banyak pendapat, bahkan kami simpulkan ada 40 pendapat lebih pendapat dari mereka.” Kemudian Ibnu Hajar menyebutkan pendapat-pendapat ini dan juga dalil-dalil mereka serta orang yang berpendapat.
Banyak ulama berpendapat bahwa Lailatul-Qodr itu terjadi pada 10 terakhir Romadhon berdasarkan hadits riwayat Abu Said al-Khudri rodhiyallohu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda :
فَابْتَغُوْهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ
“Maka carilah ia di sepuluh (malam) terakhir (Romadhon).” (HR. Al-Bukhori dan Muslim)
Banyak juga ulama yang berpendapat, Lailatul-Qodr ada pada malam-malam ganjil sepuluh terakhir berdasarkan sabda Rosululloh ﷺ :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في الوِتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ
“Carilah Lailatul-Qodr pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir (Romadhon).” (HR. al-Bukhori)
Mayoritas ulama juga berpendapat, bahwa Lailatul-Qodr terjadi pada malam ke-27. Ini pendapat sekelompok sahabat, dan dipastikan oleh Ubay bin Ka’ab, bahkan dia sampai bersumoah seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Aku (Abu Malik) katakan, yabg zhohir bagiku bahwa Lailatul-Qodr ada di sepuluh malam terakhir, dan terlebih pada malam-malam ganjil, dan ia berpindah-pindah, tidak khusus pada malam ke 27. Apa yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab rodhiyallohu ‘anhu bahwa itu ada pada malam ke 27 adalah khusus suatu tahun dan bukan untuk menunjukkan untuk setiap tahun. Ini ditunjukkan bahwa Nabi ﷺ telah mendapati Lailatul-Qodr pada malam ke 21, sebgaimana yang disebutkan dalam hadits riwayat Abu Said rodhiyallohu ‘anhu bahwa Nabi ﷺ berkhutbah dan mengatakan :
إِنِّيْ رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ، ثُمَّ أَنْسِيْتُهَا فَالْتَمِسُوْهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي الْوِتْرِ، وَإِنِّيْ رَأَيْتُ أَنِّيْ أَسْجُدُ فِيْ مَاءٍ وَطِيْنٍ
“Sesungguhnya diperlihatkan kepadaku Lailatul-Qodr kemudian terluoakn olehku, cailah ia pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir, sesungguhnya aku telah melihat diriku bersunud di atas air dan tanah.”
Abu Said al-Khudri rodhiyallohu ‘anhu berkata, “Pada malam ke 21 turun hujan kepada kami, air mengalir hingga ke tempat sholat Rosululloh ﷺ , aku melihat beliau setelah beranjak dari sholat shubuh dan wajahnya basah dengan lumpuh dan air tadi.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Dan ini lah kumpulan hadits-hadits yang menunjukkan tentang Lailtul-Qodr, Wallohu A’lam.
Sumber : BUKU SHAHIH FIKIH SUNNAH
Di tulis kembali oleh : Yayasan Riyadhus Shalihin Indonesia (YARSI)
Penulis : Jum’at Ridwan
Untuk informasi seputar Dakwah, bisa bergabung di channel telegram https://t.me/majlisriyadhusshalihin / WA atau Tlp di nomor : 081282823433 (Jum’at Ridwan)