admin

Rosululloh ﷺ menyuruh kita untuk mengingatnya. Dan beliau ﷺ memberikan ciri bahwa orang yang cerdas itu adalah dengan mengingat dia. Rosululloh ﷺ bersabda: أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذمِ اللَّذَّاتِ “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasa`i, Ibnu Majah) عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ

Diantara sifat-sifat yang dimiliki sesuai yang termaktub di dalam Al Quran yaitu: Tawakkal kepada Alloh & Menerima Qodho-Nya Alloh ﷻ berfirman: وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ “…Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS. Ibrahim: 11) Dengan tawakkal kepada Alloh dapat menenangkan hati. Seorang yang bertawakkal, ia melakukan apa yang ia mampu dan menyerahkan

Ketauhilah, bahwa orang  Non Islam/Kafir selalu berperang. Sehingga pernyataan bahwa orang Non Islam tidak suka perang dan bahwa hanya orang Islamlah yang suka perang, maka ini adalah kesalahan yang sangat besar. Kita harus meyakini bahwa _orang-orang Kafir/Non Islam itu senantiasa berperang._ Kenapa harus yakin seperti ini? Karena hal ini termaktub dalam Firman Alloh tepatnya dalam

1. Kemurnian Kategori _kemurnian_: a. Kemurnian Maqsud Seorang hamba Alloh selalu memurnikan niatnya kepada Alloh semata. Alloh ﷻ berfirman: قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Robb semesta alam.” (QS. Al-An’am: 162) b. Kemurnian Tauhid Seseorang mukmin memurnikan akidah & tauhidnya dari syirik.

Surat No. 7 ayat 96: وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ . ——————— {وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا} “Jika penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa. (QS. Al-A’raf: 96) Yaitu hati mereka beriman kepada apa yang disampaikan oleh rasul-rasul, membenarkannya, mengikutinya, dan bertakwa dengan

Dalam Surat No. 63: {وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ} “Dan INFAKkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian; lalu ia berkata, “Ya Robb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku

Walaupun Tidak Ada Isteri, Tak Ada Suami, Tak Ada Yang Lainnya Namun Hati-Hatilah Berbicara & Berbuat… _Karena Dia yang Satu ini akan Bercerita.. Surat No. 99 ayat 4 : {يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا} “Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (QS. Az-Zalzalah: 4) Yaitu menceritakan tentang semua apa yang telah diperbuat oleh orang-orang yang menghuni permukaannya. Catatan: