Yayasan Riyadhus Shalihin Indonesia

Tujuan Pendidikan Islam (Page terakhir)

 

Oleh : Ust. Jumat Ridwan, S.Ud

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh

Tujuan Pendidikan Islam sealur dengan tujuan penciptaan manusia yaitu beribadah kepada Allah Ta’ala semata. Yang demikian ini termaktub dalam Al-Qur’ān Surat Al-Dzāriyāt [51] ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ اْلجِنَّ وَ اْلإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan utnuk beribadah kepada-Ku”.

   Makna Ibadah adalah  sebutan yang mencakup segala yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya berupa perkataan, perbuatan yang nampak maupun yang tidak nampak serta berlepas diri dari apa-apa yang menafikannya dan yang bertentangan dengannya.

   Dalalm ibadahlah terdapat sikap penyembahan yang menjadi tujuan manusia diciptkan, dan dengan ibadahlah tujuan manusia di muka bumi tercapai.

   Adian Husaini dalam bukunya “Pendidikan Islam” menyatakan bahwa, tujuan pendidikan dalam Islam adalah melahirkan manusia yang beradab (insān adabī) atau manusia yang baik (good man).

   Membentuk orang-orang yang shalih, thayyibah, berserah diri (berislam) kepada Allah, mewujudkan negeri yang aman, dijauhkan dari perbuatan syirik, menjadi orang yang bersyukur, menjadi pemimpin muttaqīn,  dan menjadi orang-orang yang tidak merugi, semua ini adalah tujuan dari pendidikan Islam yang termaktub dalam Al-Qur’an. Tujuan pendidikan yang saya maksud ini merupakan doa-doa yang diucapkan oleh para nabi kepada Allah Ta’ala. Yang mana para nabi adalah pelopor pendidikan dan para nabi adalah orang-orang yang senantiasa melaksanakan kegiatan pendidikan kepada ummatnya semasa hidup mereka. Pendidikan yang diprektekkan para nabi adalah pendidikan yang sempurna karena mereka mendapatkan pendidikan dari Allah ﷻ.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam berdoa kepada Allah agar dijadikan sebagai orang yang berislam kepada Allah ﷻ. Firman Allah ﷻ dalam Surat Al-Baqarah ayat 128:

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَّكَ

“Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang berserah diri (muslim) kepada Engkau dan dari (jadikanlah) di antara keturunan kami umat yang berislam (berserah diri) kepada Engkau”.

   Ibnu Katsīr mengutip pendapat Ibnu Jarīr yang menyatakan bahwa, jadikanlah kami berserah diri kepada perintah-Mu, patuh dan tunduk dalam ketaatan kepada-Mu, tidak berbuat syirik dengan siapa pun selain Engkau dalam ketaatan kepada-Mu dan tidak (berbuat syirik) dalam beribadah kepada-Mu.

   Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk seseorang menjadi muslim yang patuh dan tunduk dalam menjankan perintah Allah ﷻ.

Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pun berdoa kepada Allah agar dijadikan negeri yang aman dan agar dijauhkan dari menyembah berhala. Allah ﷻ berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 35:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هذَا الْبَلَدَ ءامِنًا واجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, ya Rabb ku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku agar tidak menyembah berhala”.

   Doa dalam ini mengandung tujuan pendidikan Islam yaitu untuk mewujudkan negeri yang aman dan untuk menjauhkan seseorang dari perbuatan syirik.

Rasulullah ﷺ pun mendoakan kebaikan kepada para sahabatnya. Di antaranya adalah beliau ﷺ mendoakan Anas bin Malik rashiyallahu ‘anha sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari: “Ya Allah, limpahkanlah rezki (berupa) harta dan anak serta berkahilah dia”.

   Doa kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu bentuk ibadah yang  agung. Dan dari sini dapat dipahami bahwa doa merupakan salah satu proses penting dalam pendidikan Islam.

   Menurut Ibn Khaldun (732-794 H/1332-1406 M), dalam Muqaddimmah Ibn Khldun, karya monumentalnya menetapkan tujuan pendidikan dibagi kedalam tiga ranah pendidikan, sebagai berikut:

  1. Tujuan peningkatan pemikiran. Tujuan dimaksudkan memberikan kesempatan kepada akal untuk lebih giat dan melakukan aktivitas.
  2. Tujuan peningkatan kemasyarakatan. Ilmu dan pengetahuan adalah lumrah bagi peradaban manusia. Ilmu dan pengetahuan sangat diperlukan bagi meningkatkan taraf hidup masyarakat manusia ke arah yang lebih baik.
  3. Tujuan pendidikan dari segi kerohanian. Untuk meningkatkan kerohanian manusia dengan menjalankan praktek ibadah, zikir, khalwat dan mengasingkan diri dari khalayak ramai sedapat mungkin untuk tujuan ibadah sebagaimana dilakukan oleh para sufi.

   Dalam buku “Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan” dinyatakan bahwa Tujuan pendidikan Islam, yaitu menciptakan manusia berakhlak Islam, beriman, bertaqwa, dan meyakininya sebagai suatu kebenaran serta berusaha dan mampu membuktikan kebenaran tersebut melalui akal, rasa, feeling di dalam seluruh perbatan dan tingkah lakunya sehari-hari.

   Ahmad Tafsir dalam bukunya “Hadis Tarbawi” menjelaskan tentang tujuan pendidikan, yaitu penguasaan ilmu, harus menghayati apa yang diajarkan, mampu mengendalikan diri.

   Dalam bukunya Wawasan Baru Pendidikan Islam, Abd. Halim Soebahar mengutip pernyataan Ahmad D. Marimba menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim. Dan menurutnya, bahwa tujuan demikian identik dengan tujuan hidup setiap orang muslim. Adapun tujuan hidup seorang muslim adalah menghamba (ibadah) kepada Allah.  Rumusan Internasional tujuan pendidikan Islam menurut Konfrensi Pendidikan Islam di Islamabad tahun 1980, bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita (idealitas) Islam yang mencakup pengembangan kepribadian muslim yang bersifat menyeluruh secara harmonis berdasarkan psikologis da fisiologis maupun yang mengacu pada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah manusia muslim yang paripurna yang berjiwa tawakkal secara total kepada Allah.

Akhmad Alim mengutip pendapat Ibn A’syur yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan jiwa adalah:

اخْتَارٌ لهَا مَا بِهِ كَمَالُهَا وَ دَفْعُ الرَّذَائِلِ عَنْهَا

“Memilihkan untuk jiwa apa saja yang menjadikannya sempurna, dan menolak dari apa saja yang dapat menghinakannya.”

   Tujuan pendidikan jiwa menurut Ali Abd Halim Mahmud sebagaimana yang dikutip oleh Alim adalah “untuk mempermudah jalan menuju Allah, dan meninggalkan jalan yang akan menjauhkan dari-Nya. Sehingga ketika manusia telah mendapatkan pendidikan jiwa, maka hatinya akan menjadi bening, jiwanya menjadi suci, akalnya bercahaya, akhlaknya lurus. Abdullah Nashih Ulwan juga menegaskan sepeti yang dikutip oleh Alim bahwa, ketakwaan kepada Allah merupakan tujuan utama dalam pendidikan jiwa. Al Syaibani menjelaskan bahwa pendidikan jiwa merupakan bagian terpenting dari risalah kenabian.

   Ali Abduh melihat bahwa pendidikan jiwa pada intinya untuk menggapai ketundukan jiwa pada Rabbnya, sehingga terwujudlah diri yang Rabbani yang senantiasa menghambakan diri kepada-Nya.

   Nata mengutip pendapat Athiyah Abrasyi bahwa, mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.

   Berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam ini, Nata mengungkapkan, sebagian dari ahli ilmu misalnya, mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membimbing umat manusia agar menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah yakni melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan ketulusan ini.

Sudiyono dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam Jilid I” mengutarakan pentahapan pendidikan. Yaitu (1) tujuan tertinggi atau terakhir, (2) tujuan umum dan (3) tujuan khusus.

  • Tujuan tertinggi atau terakhir

   Tujuan tertinggi atau terakhir ini bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan berlaku umum, karena sesuai dengan konsep Ilahiyah yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan tertinggi dan terakhir ini pada akhirnya sesuai dengan tujuan hidup manusia dan perannannya sebagai ciptaan Allah, yaitu:

  1. Menjadikan hamba Allah yang paling takwa. Tujuan ini sejalan dengan tujuan hidup dan tujuan penciptaan manusia, yaitu semata-mata untuk beribada kepada Allah. Sebagai kelengkapan terhadap pengertian ibadah menurut Islam, di sini dikutipkan hasil Konfrensi Internasional Pertama mengenai Pendidikan Islam di Makkah tahun 1977 sebagai berikut:

“Pengertian ibadah dalam Islam mencakup yaitu ekstensif dan komprehensif; tidak terbatas hanya pada ritual-ritual agama secara pasif saja, melainkan juga meliputi kegiatan iman, berfikir, merasa dan bekerja sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’ān: “Aku telah menjadikan jin dan manusia hanyalah untuk menyembah (mengabdi) kepada-Ku. Dan katakanlah: Wahai Tuhanku, sesungguhnya shalatku, pengorbananku, hidupku, dan matiku adalah bagi-Mu dan Engkau tidak ada yang menyamai.” Oleh karena itu landasan peradaban di atas muka bumi ini, penggalian kekayaan, sumber dan energi yang disembunyikan Allah di alam, pencarian kelanjutan hidup, cara-cara yang mengangkat manusia pada taraf penemuan jalan-jalan yang ditunjukkan Allah di alam semesta, pengetauan tentang sifat-sifat materi serta metode pemanfaatannya demi pengabdian iman, termsuk penyebaran hakikat Islam serta menjawab bagaimana membantu manusia untuk mencapai hidup yang benar dan sejahtera, semua ini termasuk ibadah….”

….pendidikan Islam harus mencakup dua hal; Pertama: Pendidikan harus memungkinkan manusia mengerti tentang Tuhannya sedemikian rupa, sehingga semua ibadahnya dilakukan dengan penuh penghayatan akan keesaan-Nya; menunaikan semua seremoni ibadah serta tunduk senantiasa pada syariat dan petunjuk Ilahi. Kedua: Pendidikan harus menggerakkan kemampuan-kemampuan manusia untuk memahami jalan Allah di atas bumi, menggalinya untuk dimanfaatkan dan menggunakan segala ciptaan Allah untuk mempertahankan iman dan menopang agamanya.

  1. Mengantarkan subyek didik menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan di bumi) yang mampu memakmurkan (membudayakan alam sekitar), dan lebih jauh lagi, mewujudkan rahmat bagi alam sekitarnya, sesuai dengan tujuan penciptaanya, dan sebagai konsekwensi setelah menerima Islam sebagai pedoman hidup.

Agar mampu menunaikan tugasnya sebagai khalifatullah, diperlukan berbagai kemampuan dan sikap mental yang Tangguh yang merupakan tujuan sementara atau perantara atau parsial.

  1. Untuk memperoleh kesejateraan, kebahagiaan hidup di dunia sampai di akhirat, baik individu maupun masyarakat.

   Tujuan ini sesuai dengan cita-cita setiap muslim sebagai doa yang paling mencakup dan selalu dimohonkan kepada Allah: Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina adzabannar.” Menurut ajaran Islam kesejahteraan dan kebahagiaan itu tidak akan tercapai hanya dengan doa, tetapi harus melalui berbagai usaha (ikhtiyar).

   Untuk mencapai kebahagiian hidup di dunia perlu dipenuhi kebutuhan-kebutuhan duniawi seperti sandang, pangan, dan papan serta berbagai sarana kemudah hidup. Semua itu akan terpenuhi apabila orang yang bersangkutan memilki kemampuan untuk memperolehnya, berupa ilmu dan berbagai keterampilan teknis. Begitu pula untuk mencapai kebahagiaan akhirat, dan memerlukan ilmu…Ketiga tujuan tertinggi tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena pencapaian tujuan yang memerlukan pencapaian tujuan yang lain, bahkan secara ideal ketiga-tiganya harus dicapai secara bersama-sama melalui proses pencapaian yang sama dan seimbang…

  • Tujuan Umum

   Tujuan umum berfungsi sebagai arah yang taraf pencapaiannya dapat diukur karena menyangkut perubahan sikap, prilaku, dan kepribadian subjek didik. Dikatakan umum karena berlaku bagi siapa saja tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan menyangkut diri subjek didik secara total…Pendidikan harus diarahkan mencapai tujuan yang bersifat umum adalah rumusan yang disarankan oelh Konprensi Internasional Pertama tentang Pendidikan Islam di Makkah 8 April 1977, sebagai berikut:

“Pendidikan harus diarahkan mencapai pertumbuhan keseimbangan kepribadian manusia menyeluruh, melalui latihan jiwa, intelek, jiwa intelek, jiwa rasional, perasaan, dan penghayatan lahir. Karena itu pendidikan harus menyiapkan pertumbuhan manusia dalam segala seginya: spiritual, intelektual, imajinatif, jasmani, ilmiah, linguistik, baik individu maupun kolektif, dan semua itu didasari motivasi mencapai kebaikan dan perfeksi. Tujuan akhir pendidikan muslim itu terletak pada (aktivitas) merealisasikan pengabdian kemanusiaan seluruhnya”.

   Dengan kembali kepada Al-Qur’ān dapat disimpulkan bahwa realisasi diri sebagai tujuan umum pendidikan Islam tidak lain ialah terpadunya piker, zikir, dan amal pada pribadi seseorang. Dan ini merupakan kunci utama untuk sampai pada tujuan tertinggi, yaitu “ma’rifatullah dan ta’abbud ilallah”.

   Kenyataan menunjukkan bahwa baik tujuan tertinggi, terakhir maupun tujuan umum, dalam praktek pendidikan boleh dikatakan tidak pernah tercapai sepepnuhnya. Dengan perkataan lain, untuk mencapai tujuan tertinggi atau terakhir itu diperlukan upaya yang tidak pernah berakhir, sedangkan tujuan umum “realisasi diri” sebagai proses becoming, selama hayat proses pencapaiannya teap berlangsung.

   Dari sinilah dalam Islam dikenal konsep pendidikan sepanjang hayat… Di samping itu pula berlaku pula konsep pendidikan manusia seutuhnya. Dengan demikian bukan apologi bila dikatakan bahwa konsep tersebut mendahului konsep yang dewasa sini popular dengan sebutan life long education atau no-limit to study.

  • Tujuan Khusus

   Tujuan khusus adalah pengkhususan atau operasionalisasi tujuan tertinggi dan terakhir dari tujuan umum pendidikan Islam. Tujuan khusus bersifat relative sehingga dimungkinkan untuk diadakan perubahan di mana perlu sesuai dengan tuntutan kebutuhan, selama tetap berpijak pada kerangka tujuan tertinggi, terakhir dan umum itu. Pengkhususan tujuan tersebut dapat didasarkan pada:

  1. Kultur dan cita-cita suatu bangsa di mana pendidikan diselenggarakan.
  2. Minat, bakat dan kesanggupan subjek didik, dan
  3. Tuntutan situasi dan kondisi pada kurun waktu tertentu.

   Ahmad Tafsir mengutarakan jenis-jenis tujuan pendidikan, yaitu (1) tujuan pendidikan umum, (2) tujuan pendidikan nasional, (3) tujuan institusional, (4) tujuan kurikuler, (5) tujuan instruksional umum, dan (6) tujuan instruksional khusus.

   Mengenai tujuan pendidikan Ridjaluddin mengutarakan tujuan pendidikan secara umum dan tujuan pendidikan secara khusus. Tujuan umum pendidikan Islam sinkron dengan tujuan agama Islam, yaitu berusaha mendidik individumukmin agar tunduk, bertakwa, dan beribadah dengan baik kepada Allah, sehingga memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, Allah mengutus para rasul untuk menjadi guru dan pendidik serta menurunkan kitab-kitab samawi. Dari tujuan umum pendidikan Islam yang berpusat yang berpusat pada ketakwaan dan kebahagiaan tersebut dapat digali tujuan khusus sebaegai berikut: (a) mendidik invidu yang saleh dengan memperhatikan segenap dimensi perkembangannya rohaniah, emosional, social, intelektual, dan fisik. (b) Mendidik anggota kelompok social yang saleh, bak dalam keluarga masyarakat muslim. (c) Mendidik manusia yang saleh bagi masyarat insani yang besar.

   Rahmat Rosyadi menjelaskan bahwa, tujuan  pendidikan (maqaashid al-tarbiyah) dalam mengacu pada tujuan umum (aims) yang mengarah kepada tujuan akhir (goals) melalui tujuan antara (objective). Tujuan pendidikan Islam bertitik tolak dari konsep penciptaan manusia sebagai khalifah dan fitrah manusia. Manusia dalam Al-Qur’ān menempati posisi yang sangat istimewa karena ia diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebgai khalifah fil ardhi dengan tugas fan fungsi untuk ibadah hanya kepada-Nya.

   Adian Husaini mengutarakan tujuan Pendidikan Tinggi berdasarkan UU No. 12 tahun 2012, yaitu (a) berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangssa; (b) dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan atau teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; (c) Dihasilkannya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora agar brmanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajua peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan (d) terwujudnya pengabdian kepada masyarakat berbasis penalaran dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

   Ali Abdul Halim Mahmud menjelaskan bahwa, tujuan tarbiyah Islamiyah bervariasi, meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, yang diapresiasi dengan sebaik mungkin, ditunjukan pada jalan yang lurus dan diridhai Allah, menjauhkan dari jalan yang menyesatkan dan merugikan serta mengakibatkan kesengsaraan di dunia dan di akhirat.

  1. Ubaedy memaparkan bahwa, “Dari penjelasan Al-Qur’ān bisa kita peroleh petunjuk bahwa selain kita harus menjadi di hadapan Tuhan, kita pun diperintahkan untuk menjadi khalifah di muka bumi”. Pemaparan AN. Ubaedy ini bisa kita samakan dengan tujuan pendidikan Islam.

Dalam buku “Sejarah Pendidikan Islam”, Nata menyampaikan bahwa, “Dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah sesuai dengan tujuan hidup manusia”

Sekian, semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi barokah untuk kehidupan penulis dan pembaca khususnya, dan seluruh umat muslim pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh.

1 komentar untuk “Tujuan Pendidikan Islam (Page terakhir)”

  1. Pingback: Pengertian Tujuan Pendidikan Islam (Page 2) » Selamat Datang di Website YARSI

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *