Baca Al-Qur’an itu sampai Mati. Bukan mati dulu lalu dibacakan Al-Qur’an.
عَنْ عُثْمَانَ – رضى الله عنه- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ» رواه البخاري
“Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)
Berangkat ke Masjid itu sampai mati. Bukan mati dulu kemudian dibawa sampai ke Masjid.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya.”
(HR. Muslim)
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ
”Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah *‘Laa Ilaaaha Illallah’,* maka dia akan masuk surga.”
(HR. Abu Daud)
Semoga hadits diatas bermanfaat bagi kita semua dan coba kita renungkan bersama, bahwa apakah kita lebih lancar membaca tulisan Al-Qur’an yang berbahasa Arab ataukah lebih lancar membaca tulisan yang lainnya berbahasa Indonesia?
Wallohu’alam