Yayasan Riyadhus Shalihin Indonesia

Berusahalah untuk Senantiasa Beristighfar

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh

Berusahalah untuk Senantiasa Beristighfar

Di antara yang disyariatkan dan dianjurkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada para hambaNya ialah senantiasa beristighfar kepadaNya. Dan itu adalah petunjuk para Nabi ‘Alaihimussalam.

Allah berfirman mengenai Nabi Nuh ‘Alaihissalam,

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَّلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۗ وَلَا تَزِدِ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا تَبَارًا

“Wahai Rabbku, ampunilah aku, ibu bapakku, siapapun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman, laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kehancuran.” (QS. Nuh [71]: 28)

Ketika beliau memohon kepada Allah agar menyelamatkan putranya, maka beliau menilai permintaan ini termasuk perkara yang mengharuskan beristighfar, bahkan beliau khawatir tergolong sebagai orang yang merugi.

قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ

“Nuh berkata, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu bahwa aku memohon kepadaMu sesuatu yang tidak aku ketahui (hakikatnya). Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun bagiku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Hud [11]: 47)

Nabi Musa ‘Alaihissalam berkata,

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَغَفَرَ لَهٗ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Qashash [28]: 16)

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِاَخِيْ وَاَدْخِلْنَا فِيْ رَحْمَتِكَ ۖوَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ

“Dia (Musa) berdoa, ‘Wahai Rabbku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyayang di antara para penyayang’.” (QS. Al-A’raf [7]: 151)

اِنْ هِيَ اِلَّا فِتْنَتُكَۗ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاۤءُ وَتَهْدِيْ مَنْ تَشَاۤءُۗ اَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ

وَاكْتُبْ لَنَا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ اِنَّا هُدْنَآ اِلَيْكَۗ

“Itu tidak lain hanyalah cobaan dariMu, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau-lah Pemimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau-lah sebaik-baik Pemberi ampunan. Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepadaMu.” (QS. Al-A’raf [7]: 155-156)

Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam berkata sambil memohon ampunan Rabbnya dengan menyebutkan karuniaNya kepadanya,

الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهْدِيْنِ ۙ

وَالَّذِيْ هُوَ يُطْعِمُنِيْ وَيَسْقِيْنِ ۙ

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ

وَالَّذِيْ يُمِيْتُنِيْ ثُمَّ يُحْيِيْنِ ۙ

وَالَّذِيْٓ اَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لِيْ خَطِيْۤـَٔتِيْ يَوْمَ الدِّيْنِ ۗ

“Yang telah menciptakanku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku, dan Yang memberi makan dan minum kepadaku; dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkanku, dan Yang akan mematikanku, kemudian akan menghidupkanku (kembali), dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari pembalasan.” (QS. Asy- Syu’ara’ [26]: 78-82)

Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam juga berkata,

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ

“Wahai Rabb kami, berilah ampun bagiku dan bagi kedua ibu bapakku dan bagi sekalian orang-orang Mukmin pada hari terjadinya hisab (Hari Kiamat).” (QS. Ibrahim [14]: 41)

Setiap Muslim yang membaca ayat ini akan bertanya-tanya: Kesalahan apakah yang telah dilakukan oleh Khalilullah tersebut? Dan dosa-dosa apakah yang dilakukan oleh para NabiNya –semoga shalawat dan salam tercurah untuk mereka semuanya-?

Adapun Nabi kita, Muhamad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mempunyai perkara yang sangat agung dalam hubungannya dengan istighfar, yang akan kita bicarakan nanti.

Wallahu A’lam.